Pages

Banner 468 x 60px

 

Jumat, 16 Maret 2018

Batu Karas Menawarkan Kebersamaan dan Kedamaian

0 komentar
Koleksi Pribadi

Terik matahari begitu menyengat siang itu menyambut kedatangan kami KKN 54 di Pantai Batukaras, Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, setelah menghabiskan waktu kurang lebih 4 jam. Kami memilih untuk berwisata sekaligus berlibur ke salah satu pantai yang berada di daerah Pangandaran Jawabarat. Perjalanan bersama seluruh anggota KKN 54 dalam rangka melepas penat dan perpisahan setelah kurang lebih 35 hari menggemban tugas dan hidup dalam satu atap yang sama dalam rangka pengabdian kepada masyarakat untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat desa. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Indonesia telah mewajibkan setiap perguruan tinggi untuk melaksanakan KKN sebagai kegiatan mahasiswa yang sejalan dengan komponen kurikulum yang memadukan tri dharma perguruan tinggi yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, Sedangkan yang dimaksud dengan Tridharma Perguruan Tinggi adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Saat pelaksanaannya KKN 54 yang ditempatkan di Desa Neglasari, Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya. Lokasi tersebut berada di daerah yang jauh dari pusat kota bukan hanya itu bahkan untuk mendapat signal seluruh operatorpun sulit, akses jalan yang kurang baikpun menjadi salah satu kendala dalam menjalani hari. Oleh karena itu ketika kami mendapat libur dan detik-detik menjelang perpisahan kamipun memilih untuk berlibur bersama. Kami memilih berlibur ke Pantai Batukaras karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari posko dan tiket masuk terjangkau selain itu tidak terlalu ramai pengunjung menjadi salah satu alasan kami memilih untuk menghabiskan waktu bersama di Pantai Batukaras.

Sepanjang perjalanan disambut oleh rindangnya pohon yang berjejer rapi , sejuknya udara meneduhkan penat yang menyelimuti. Perjalanan yang cukup panjang dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2018 dengan mengendarai 7 sepeda motor dan 1 mobil jeep. Setelah memakan waktu selama kurang lebih 4 jam akhirnya kami sampai ditempat tujuan.

Saat pertama kali tiba di Kabupaten Pangandaran, Kami langsung mengunjungi salah satu wisata pantai yang ada di sana dari sekian banyak pantai tersebut, kami lebih senang dan memilih berwisata di pantai sederhana yang masih asri dengan pasir luas dan saung sederhana di antara pohon-pohon kelapa ,yaitu Pantai Batukaras. Pantai Batukaras ini merupakan salah satu pantai yang paling banyak diminati oleh pengunjung. Objek Wisata Alam Pantai Batu Karas Pangandaran yaitu berada digaris pantai yang sama dengan Pantai Batu Hiu dan Pantai Pangandaran. Pantainya yang indah dengan air laut tenang nan biru menanti kami untuk segera berenang menikmati airnya yang segar. Kami menikmati suasana tenang dengan angin sepoi-sepoi menikmati hidangan di pinggir pantai. Pandangan lepas ke ujung cakrawala memberi ketenangan dan kenyamanan berlibur yang menyenangkan.



Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di Pantai Batukaras selain berenang antara lain, berperahu di bengawan, berkemah dan berselancar. Setelah kami merasa puas berenang dan kemudian kami mencari sebuah penginapan untuk kami tempati satu malam. Setelah kami menemukan penginapan yang terjangkau dan strategis kemudian kami beristirahat sejenak sambil menikmati deburan ombak yang menenangkan penat. Malam harinya kami mencari tempat untuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan, kemudian kami menemukan sebuah rumah makan yang terjangkau dan tidak terlalu jauh dari tempat kami menginap. Kami menyantap makanan dengan lahap diiringi dengan canda gurau dan obrolan-obrolan yang menggelitik dan membuat kami sesekali tertawa bersama-sama. Setelah selesai menyantap sajian makan malam, kemudian kami kembali ke penginapan untuk rebahan dan istirahat.

Mentari pagi yang mulai terik menghangatkan dan mengusik waktu istirahat kami. Setelah selesai bersiap-siap untuk pulang kami mengunjungi pantai untuk sekedar berfoto, menikmati kesunyian dan indahnya pantai di pagi hari, tentramnya deburan ombak yang menenangkan hati yang membuat diriku terpana akan indahnya karunia sang pencipta, tak terasa mentari sudah semakin terik menunjukan hari sudah beranjak siang sudah waktunya kami untuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan. Setelah perut sudah terisi kami bergegas untuk pulang karena awan mulai menghitam menunjukan akan turunnya hujan.

Ditengah perjalanan untuk pulang kami sedikit terganggu karena hujan mulai turun dengan deras dan kami pun berteduh disebuah warung pinggir jalan untuk memakai jas hujan, setelah itu kami memutuskan untuk meneruskan perjalanan karena mentari sudah mulai terbenam dan malam yang pekat akan segera datang. Setelah memakan waktu kurang lebih 4 jam kemudian kami sampai diposko dan sebelum kembali beristirahat kami berkumpul bersama melepas canda gurau dan bercerita mengenai perjlanan yang telah dilalui.

Dari perjalanan singkat itulah Aku mendapat sebuah pelajaran hidup bahwa bahagia itu sederhana dengan menikmati kebersamaan dan menjaga kekompakan saling peduli satu sama lain tidak dapat dibayar dan diukur dengan apapun, hidup saling melengkapi satu sama lain yang tak pernah aku rasakan dibangku perkuliahan. Rasa kepedulian yang tinggi pun tercipta dengan sendirinya. Mulai dari kebersamaan yang dibangun oleh setiap anggota KKN membuat rasa kekeluargaan semakin erat.
Read more...

Rabu, 14 Maret 2018

Keterbatasan Fisik Memberi Semangat Lebih untuk Meraih Prestasi

0 komentar

Hidup dengan keterbatasan yang dimiliki biasanya akan membuat sebagian orang patah semangat. Tapi, hal ini tak berlaku pada Dayat atau sering dipanggil Pak Dayat begitulah ia disapa oleh beberapa kenalannya, seperti teman, rekan kerja, bahkan oleh peserta didik ditempat kursusnya. Memiliki keterbatasan diri bukanlah hambatan untuk berprestasi dan juga bukan hambatan untuk Dayat berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Pria yang bernama R. Dayat Supriatna, BA, S.Pd. Merupakan sosok yang unik dibalik profesi yang sedang digelutinya. Saat ini, beliau menjalankan rutinitasnya sebagai pengajar di tempat kursus komputer, usianya yang sudah diatas 60-an seakan tidak menghalangi kegemarannya. Beliau juga merasa tidak jenuh dengan profesinya di bidang komputer yang dilakoninya sejak tahun 2010 setelah beliau pensiun. Profesi dan usia tidak akan pernah menghalangi kegemaran dan kemampuannya, meski ada orang yang menganggap aneh mungkin karena tidak biasa.

Penampilan kesehariannya pun terlihat rapi namun sederhana hanya kadang-kadang saja beliau mengenakan kemeja dan celana panjang resmi di suatu acara yang tidak formal maupun di saat formal seperti saat mengajar kursus. Anak pertama dari empat bersaudara ini penggemar lagu dangdut terutama mengagumi salah satu penyanyi dangdut ternama di Indonesia yakni Rhoma Irama. Beliau memiliki adat dan tradisi kesehariannya lebih banyak mengikuti orang tuanya. Kini, setelah menjadi kepala keluarga dengan istri yang bernama Ibu Yani serta kelima anaknya, berkeinginan membentuk keluarga yang damai dan sejahtera. Kenangan yang tak kan pernah terlupakan baginya adalah saat kelahiran anak pertamanya, Rendi. Sehingga rasa haru, bangga, dan bahagia campur menjadi satu. Saat itu pula bisa merasakan sebagai kepala keluarga atau sebagai ayah, sehingga keluarga merupakan hal yang sangat berarti sampai detik ini.

Sejak lahir, kedua tangan Dayat mengalami kelainan dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dayat adalah salah seorang berpengaruh khususnya di Kecamatan Selaawi, karena beliau pernah menjadi penilik PLS di Kecamatan Selaawi sebelum akhirnya beliau pensiun. Beliau tinggal di Kampung Babakan Burujul RT 04 RW 02. Beliau memiliki seorang istri dan dikaruniai lima orang anak. Kelima orang anaknya saat ini sudah lulus kuliah, bekerja. Dan kelima anaknya sudah menikah. Beliau mengemban pendidikan Sekolah Dasar di SD Kadupugur 1 pada tahun 1966, kemudian Sekolah Menengah Pertama SMPN bungbulang tahun 1969. Setelah itu pada tahun 1972 beliau mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Atas di PGAN 6 Garut tahun. Tahun 1978 beliau menjadi Sarjana Muda di Universitas Padjadjaran UNPAD. Kemudian pada tahun 2001 beliau lulus menjadi Sarjana PLS di STKIP Siliwangi Bandung.

Pria berumur 65 tahun ini saat ini memiliki profesi serta pekerjaan sebagai pengajar kursus komputer yang dimilikinya karena beliau telah pensiun sebelum pensiun beliau diangkat PNS di KANDEPDIKBUD Kab. Karawang pada tahun 1980-1987, kemudian pada tahun 1987 sampai dengan tahun 1989 Dayat menjadi kepala urusan Tata usaha KANDEDIKBUD Pakenjang Kab. Garut tahun. Tahun 1989 sampai dengan tahun 1995 Dayat menjadi kepala urusan tata usaha KANDEDIKBUD Bl. Limbangan Kab. Garut. Setelah itu pada tahun 1995 sampai dengan 2010 beliau menjadi penilik di PLS Kecamatan Selaawi.

Beliau memberikan contoh kepada orang yang memiliki keterbatasan bahwa keterbatasan bukanlah suatu beban dan hambatan untuk menjalankan kehidupan dan meraih prestasi. Tak hanya memberikan contoh kepada orang yang memiliki keterbatasan Dayat juga memberikan motivasi kepada orang yang dilahirkan normal untuk memiliki pandangan bahwa orang yang mempunyai keterbatasan bisa berprestasi apalagi orang yang normal harusnya bisa melakukan hal yang lebih. Tidak semua orang seperti Dayat, orang normal sekalipun banyak yang tidak bisa mensyukuri nikmat dan karunia yang telah Tuhan berikan, kebanyakan orang normal tidak bisa mensyukuri hidupnya dengan menjalankan kehidupan yang bermalas-malasan dan tidak mempunyai jiwa ingin maju. Hal tersebut berbanding terbalik dengan dayat meskipun mempunyai keterbatasan tetapi beliau sangat bersemangat menjalankan kehidupannya dan mempunyai rasa ingin maju meskipun mempunyai keterbatasan. Hal ini dibuktikan dengan keahlian Dayat dibidang komputer, beliau memiliki keahlian di bidang computer dengan cara otodidak belajar sendiri tidak pernah mengikuti kursus maupun pelatihan, dengan keahliannya tersebut Dayat bisa mendirikan jasa kursus komputer yang telah berdiri sejak Maret tahun 2010 serta memiliki peserta didik yang telah mencapai kurang lebih 700 siswa dari awal didirikan, jasa kursus komputer beliau beri nama Madani Komputer. Disamping pekerjaannya saat ini sebagai pengajar di kursus computer yang dimilikinya beliau juga memiliki hobi dalam bertani dan beternak ikan, banyak tanaman, sayuran, maupun buah-buahan yang ditanam di pekarangan rumah. Selain itu beliau juga aktif mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan di Selaawi contohnya seperti kegiatan pramuka, kegiatan keagamaan, mengikuti berbagai organisasi.

Dayat telah menunjukkan, difabel bukanlah kiamat sehingga bukan akhir dari segalanya. Maka tidak perlu berduka apalagi putus asa karena memiliki keterbatasan atau fisik yang unik. Seperti kata Pak Dayat, “harapan tetap terbentang luas kalau mau berusaha. Tuhan akan selalu menolong, asalkan kita terus menerus meminta padaNya”.



Read more...

Senin, 12 Maret 2018

KARANGRESIK

0 komentar

Gambar: diambil di taman wisata Karang Resik Tasikmalaya
Karang resik merupakan ikon wisata baru yang berada di Tasikmalaya. Dengan harga tiket masuk seharga Rp 15.000 untuk hari Senin sampai Jumat sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu tiket dijual dengan harga Rp 20.000 pengunjung bias langsung menikmati fasilitas yang disediakan misalnya taman bunga, jembatan, museum tiga dimensi. Salah satu tempat yang bisa dinikmati oleh pengunjung adalah arena bermain keluarga misalnya farm house, arena kolam renang, kuliner, taman bunga. Bukan hanya arena bermain keluarga yang menarik dari Karang Resik adalah banyak spot foto yang instagramable seperti taman bunga, museum tiga dimensi, kincir angin belanda, rumah pohon khususnya untuk kawula muda.




Read more...

Sabtu, 10 Maret 2018

Potret Buram Pendidikan di Indonesia

0 komentar

Gambar: diambil di Nurul Ummah Al-Falah Tasikmalaya
Pendidikan merupakan salah satu jembatan untuk membangun dan memperbaiki sebuah bangsa. Kemajuan sebuah bangsa bisa diukur salah satunya melalui pendidikan, di Indonesia sendiri permasalahan mengenai pendidikan tidak pernah habis diperbincangkan. Seperti kata pepatah Ki Hadjar Dewantara, yang memiliki pandangan jika kita ingin merubah nasib bangsa ini adalah melalui sekolah. Di zaman milenial ini, kehidupan terus berkembang dan mengikuti arus globalisasi yang serba modern, kehidupan menjadi konsumtif, serba instan, cepat dan mudah termasuk sekolah, sekolah saat ini menjadi komoditas yang paling disorot.
Sistem pendidikan di Indonesia masih serba kekurangan dan terbatas karena tidak semua sekolah di Indonesia memenuhi standar pendidikan, selain itu banyak pula anak-anak yang belum merasakan pendidikan yang layak, kendati telah 72 tahun merdeka namun belum ada kata merdeka bagi mereka yang hidup di daerah terpencil dengan segala keterbatasan yang dimiliki, karena kemerdekaan dalam belajar belum diraih sepenuhnya.
Daerah terpencil terletak jauh dari pusat pemerintahan, oleh karena itu masyarakat atau peserta didik maupun pendidik yang tinggal di daerah terpencil minim mendapatkan bantuan ataupun pelayanan pendidikan dari pemerintah. Banyak berbagai permasalahan yang muncul dan menghambat proses pendidikan salah satu adalah sarana dan prasarana khususnya di daerah terpencil yang jauh dari pusat kota. Sarana dan prasarana ini meliputi peralatan sekolah sebagai penunjang dalam proses belajar mengajar, bangunan sekolah dan seluruh isinya, maupun akses jalan yang baik sehingga mudah dijangkau oleh seluruh pihak khususnya peserta didik dan pendidik. Sistem pendidikan di daerah terpencil dengan daerah perkotaan akan sangat terlihat perbedaanya, dimulai dari gedung sekolah yang berada diperkotaan megah-megah dengan seluruh fasilitas yang memadai seperti ruang kelas, perpustakaan, lapang olahraga, laboratorium, sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan, akses jalan baik, transportasi umum mudah ditemukan dan dimanfaatkan, segala dipermudah asalkan ada niat dan kemauan yang sungguh-sungguh dari setiap peserta didik. Namun hal itu sangat berbanding terbalik dengan sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil. Tidak ada fasilitas yang memadai untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, sarana dan prasarana serba kekurangan dan seadanya, akses jalan yang sulit ditempuh, serta jauh dari pusat pemerintah menjadi salah satu penyebab terhambatnya keberhasilan proses belajar mengajar. Padahal masyarakat yang tinggal di kota maupun desa memiliki hak dan kesempatan dalam memperoleh pendidikan yang sama. Tetapi fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa ada ketidakmerataan kualitas maupun sistem pendidikan di Indonesia. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor ketidakmerataan kualitas pendidikan yang berada di kota maupun di daerah terpencil adalah sarana dan prasana yang tidak memadai.
Nurul Ummah Al-Falah salah satu contoh potret masih buramnya pendidikan di Indonesia. Nurul Ummah Al-Falah yang berlokasi di Kampung Babakan, Desa Bojong, Kecamatan Bojong Gambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Bangunan sekolah yang tidak layak seperti halnya gubug-gubug yang sudah reyot dan tidak menggambarkan sebuah sekolah walaupun tidak mampu memberikan fasilitas maupun sarana dan prasarana yang memadai seperti sekolah-sekolah pada umumnya.
Bangunan sekolah tersebut beratapkan asbes, berdindingkan bambu, beralaskan tanah. Meja dan kursi dari kayu seadanya, yang tak sesuai ukuran peserta didik. Seluruh murid terpaksa belajar di ruang kelas layaknya kandang ayam karena sekolah yang jauh dari perkampungan dan sulit di akses oleh kendaraan. Hal tersebut adalah salah satu contoh potret buram pendidikan yang ada di Indonesia.
Masalah yang paling menyita perhatian khususnya pendidikan yang berada di daerah terpencil adalah masalah mengenai kualitas pengajar atau guru. Hal tersebut terjadi salah satunya diakibatkan oleh tuntutan mengajar seorang guru di daerah terpencil lebih berat dan peminat guru yang sanggup ditempatkan di daerah terpencil yang masih minim. Salah satu yang menjadi alasan mendasar yaitu minimnya sarana dan prasana yang menjadi penunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Selain itu masalah pendidikan yang masih menjadi momok daerah terpencil adalah keadaan lingkungan dan akses jalan. Di daerah terpencil yang memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan biasanya belum banyak pembangunan-pembangunan seperti halnya di perkotaan, misal pembangunan jalan, jembatan, maupun akses jalan lainnya. Hal ini menjadi salah satu penghambat perjalanan peserta didik dan pendidik yang akan berangkat maupun pulang sekolah.

Dari berbagai permasalahan tersebut menimbulkan berbagai dampak tidak hanya pada pendidikan melainkan pada terhambatnya kemajuan mutu pendidikan terutama di daerah terpencil yang memiliki berbagai keterbatasan dan serba kekurangan tidak akan pernah sama dengan mutu pendidikan di daerah perkotaan. Selain munculnya permasalahan tersebut, juga berdampak pada tertinggalnya pembangunan suatu daerah. Oleh karena itu, suatu daerah akan baik pembangunan dan perkembangannya apabila sistem pendidikannya maju.
Hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah terutama dalam meningkatkan sarana dan prasarana. Disamping itu, pemerintah dan masyarakat juga perlu memberikan perhatian yang lebih, maupun pengawasan yang lebih intensif terutama pendidikan di daerah terpencil. Oleh karena itu, bukan hanya pemerintah yang berperan tetapi harus ada peran dan kesadaran dari masyarakat untuk meningkatkan dan mewujudkan pembangunan daerah dimulai dari memperbaiki dari segi pendidikan, terutama di daerah terpencil yang memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan.
Read more...
 
Jurnalis Muda © DKP (Mala) - 2018